Andraz saat melakukan free style kayaking di Sungai Tuntung Gunung, Purbalingga.
PURBALINGGA - Daya tarik sungai gunung (creek) di wilayah Purbalingga, sebagai tempat tujuan wisata kayaking, memiliki kualitas kelas dunia.
"Sungguh luar biasa, setelah saya mengarungi Sungai Tungtung Gunung bersama Tim Sekolah Kayak Tirtaseta (SKT) Purbalingga akhir pekan lalu, bahwa daya tarik sungai itu untuk kegiatan creek boating (kayaking di sungai curam) memiliki level kelas dunia," ujar kayaker top Eropa, Andraz Krpic di Purbalingga, Minggu (20/2).
Andraz Krpic yang juga Presiden Freestyle Kayaking Slovenia itu, berada di Purbalingga selama sebulan, sejak awal Februari lalu, dan akan meninggalkan Purbalingga akhir bulan ini. Selama di Purbalingga itu, Andraz mengarungi sungai-sungai gunung, seperti Sungai Tuntung Gunung dan Sungai Tambra. Pada Minggu (20/2), Andraz Krpic bersama Tim Sekolah Kayak Tirtaseta (SKT) mengarungi Su
ngai Tambra.
Saat mengarungi Sungai Tuntung Gunung yang mengalir di wilayah Kecamatan Bobotsari, pekan lalu, Andraz bersama tiga instruktur Sekolah Kayak Tirtaseta (SKT) Purbalingga, masing-masing Puji Jaya, Sigit Setiyanto, dan Toto Triwindarto. Mereka sukses mengarungi jalur tengah (middle section) untuk pertama kalinya.
Kayaker dunia, lanjut Andraz, biasanya memiliki tiga kriteria utama dalam menilai kualitas sungai gunung untuk kegiatan kayaking. Yakni batuan sungai yang membentuk terjunan, kualitas air, dan view atau pemandangan. Dari ketiga kriteria tersebut, Andraz menilai daya tarik Sungai Tungtung Gunung sangat khas.
“Saya tidak bisa membayangkan ada kayakers, khususnya creek boaters yang tidak menyukai Tungtung Gunung. Sungainya curam, airnya bening tidak tercermar seperti sungai-sungai di Jawa pada umumnya dan hangat untuk ukuran orang Eropa dan kayaker dari negara-negara berhawa dingin, serta pemandangannya menakjubkan,” ujarnya.
Pria lajang 27 tahun itu bahkan menilai sungai Tungtung Gunung mirip dengan sungai-sungai di Corsica, Italia, yang merupakan sungai klasik dan ramai dikunjungi wisatawan kayaking dunia.
"Bedanya, suhu air sungai di sini 22 derajat celsius. Di Corsica bisa di bawah nol," tutur Andraz melukiskan daya tarik sungai yang hulunya mengalir dari kaki gunung Slamet itu.
Koordinator Instruktur Sekolah Kayak Tirtaseta Puji Jaya kepada WJ mengungkapkan, jalur tengah Tungtung Gunung yang diarungi Andraz bersama Tim Tirtaseta membentang sepanjang tiga kilometer. Jalur sungai yang berada di desa Limbasari itu hanya selebar antara tiga hingga empat meter, dengan arus yang deras, turunan-turunan curam berbatu yang hanya bisa dilalui dengan kayak. Di sisi kiri dan kanan sungai, hutan pinus menjadi pemandangan sekitar yang dominan.
"Sungai ini, cocok bagi kayaker yang sudah memiliki ketrampilan tingkat lanjut (advance)," ujarnya.
Puji menambahkan, jalur bawah Sungai Tuntung Gunung sepanjang lima kilometer pertama kali diarungi oleh tim Tirtaseta pada 2009 lalu. Sedangkan jalur atas (upper section) sungai itu sepanjang tiga hingga empat kilometer hingga kini belum pernah diarungi.
"Jalur atas sungai ini yang tidak kalah menantang dan indahnya, kami simpan untuk program first descent (pengarungan pertama kali) berikutnya,"tambah Puji.
Andraz Krpic optimis,mengingat kualitas sungai Gunung di Purbalingga berkualitas dunia untuk olah raga kayak,maka tidak sulit bagi Purbalingga untuk menjadi tujuan baru yang sangat digemari kayakers internasional. (prs)
FOTO:
Andraz Krpic, saat mengarungi Sungai Tuntung Gunung di Purbalingga. Sungai itu, menurut Andraz, memiliki daya tarik wisata kelas dunia, sehingga sangat potensial untuk dikunjungi kayakers internasional di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar