Selasa, 01 Maret 2011
Berkat "Virtual Gamelan", Joko Raih Penghargaan dari MURI
KEBUMEN--Bagi siswa SMA Negeri 1 Prembun, Kabupaten Kebumen, laptop tidak lagi sebatas alat untuk mengetik atau mengakses internet.
Namun komputer jinjing itu sudah menjelma menjadi seperangkat alat musik gamelan.
Berkat soft ware "virtual Gamelan" yang diciptakan Joko Triyono, S.Pd, guru seni budaya SMAN 1 Prembun, siswa sekolah itu
kini piawai memainkan alat musik gamelan. Dengan laptop, mereka bisa memainkan bonang barung, bonang penerus, saron demung,saron penerus, kendhang, kenong, kethuk kempyang, kempul, slenthem dan gender barung.
Suara yang ke luar dari laptop yang disambung ke pengeras suara , seperti orkestra sebuah grup karawitan .
Setidaknya, ada sembilan laptop yang sudah diinstal soft ware virtual gamelan, ketika grup karawitan SMAN 1 Prembun tampil atau berlatih karawitan. Masing-masing laptop dipegang seorang, untuk memainkan salah satu perangkat gamelan.
Kini, berkat soft ware virtual gamelan itu, banyak siswa SMAN 1 Prembun yang piawai memainkan sejumlah gendhing Jawa,
seperti "Pangkur", "Kebogiro", "Prau Layar ", hingga "Gugur Gunung". Tentu saja, mereka senang belajar gamelan dengan laptop,
karena layaknya mereka sedang main game yang di klik lewat mouse.
Dan berkat soft ware gamelan itu pula, Joko Triyono pada Selasa malam (1/2) mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia
(MURI). Penghargaan diserahkan langsung oleh Menpora Andi Mallarangeng pada acara HUT ke 21 MURI di Jaya Suprana School of Perfoming Arts di Mall of Indonesia (MOI) Jalan Boulevard Barat Raya Kelapa Gading, Jakarta.
Saat itu, Menpora menyerahkan penghargaan kepada 25 pemuda-pemuda Indonesia yang telah menemukan atau memecahkan rekor 'ter' dalam bidang apapun, dan salah satu penerima penghargaan diantaranya adalah Joko Triyono.
Selain Joko Triyono, ada nama dua pebulutangkis Indonesia yaitu Markis Kido dan Hendra Setiawan. Keduanya peraih penghargaan
juara bulu tangkis ganda putra di 5 Kejuaraan (Nasional, SEA Games, Asian Games, Dunia dan Olimpiade).
"Suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri, saya dapat penghargaan dari MURI. Apalagi diserahkan langsung oleh Menpora Andi Mallarangeng," ujar Joko Triyono ketika ditemui WJ di rumahnya di RT 06/RW 02 Desa Kabekelan, Kecamatan Prembun, Kebumen, Kamis (3/2).
Joko mengaku, belakangan sering diundang ke sejumlah sekolah di Jateng untuk mendemontrasikan kepiawaiannya bermain gamelan
dengan laptop. Undangan datang dari sekolah-sekolah di Tegal, Purbalingga, Kudus, Pati dan Kebumen yang terbilang dekat dengan
sekolahnya. Ia mengaku siap diundang sekolah-sekolah lainnya, khususnya pada hari Sabtu dan Minggu atau di luar kesibukannya sebagai guru.
Virtual gamelan buatan Joko, memang menarik. Permainan gamelan yang biasanya menggunakan alat musik gamelan yang berbentuk besar dan membutuhkan ruangan luas dia pindahkan ke program Flash Macromedia berukuran 3,5 megabyte.
Alat yang dibutuhkan cukup laptop atau komputer kerja dan tempat untuk memainkannya pun bisa menggunakan meja belajar.
Program virtual gamelan itu bisa dibawa ke mana saja dengan menyimpannya dalam kartu memori, seperti di USB flash disc yang
besarnya cuma seruas jari. Orang tak perlu repot membawa seperangkat gamelan untuk memainkan karawitan.
Saat ini, Joko terus berupaya menyempurnakan soft ware cipataannya. Pasalnya, soft ware itu masih memiliki
kelemahan. Yakni ada dua jenis alat musik gamelan yang belum bisa dimasukkan dalam programnya, yaitu siter dan rebab. Alasannya,
Joko belum menemukan cara memainkan alat itu dengan sebuah mouse komputer.
Sejak 2006
Sebetulnya Joko sudah memperkenalkan virtual gamelan sejak tahun 2006. Ciptaannya itu berhasil menggondol medali perak dan
perunggu untuk karya cipta guru yang diselenggarakan Departemen Pendidikan.
Ketertarikan Joko menciptakan virtual gamelan berawal dari rasa prihatin terhadap kendala klise pengadaan perangkat gamelan di sekolah yang selalu terbentur pada keterbatasan dana pendidikan.
”Padahal, kita tahu, gamelan merupakan bagian dari kurikulum. Namun, murid tak bisa memainkannya karena tak ada alatnya,”
tuturnya.
Joko yang dibantu istrinya, Sri Jatmawati, pada awal 2006 mencoba merekam semua alat musik karawitan dalam versi digital. Peralatan gamelan yang digunakan merekam dia pinjam dari sekolah dasar di dekat rumahnya di Desa Kabekelan, Kecamatan Prembun, Kebumen.
Perekaman suara dilakukan satu per satu. Joko dan istrinya serius melakukan pekerjaan ”besar ” ini. Perekaman suara instrumen
alat musik karawitan itu bisa selesai dalam tiga bulan.
Keterampilan Joko di bidang multimedia mendukung misinya merekam semua alat musik karawitan ke dalam versi digital hingga
menghasilkan virtual gamelan dalam program Flash Macromedia.
”Saya memang suka utak-atik program komputer. Terlebih karena multimedia memberikan ruang cukup luas untuk kegiatan apa saja,” katanya .
Dalam penyusunan program tersebut, Joko melalui dua tahap. Program itu disusun atas beberapa materi, yakni perbandingan musik, partitur pelog dan slendro, permainan gamelan yang dinamai orkestra, serta kuis gamelan yang dinamai game. Ukuran program yang
terbuat pun mencapai 8 megabyte.
Karya pertama dia itulah yang diajukan dalam lomba karya cipta guru Depdiknas pada pertengahan 2006 dan meraih medali perunggu.
Namun, karena mulai banyak kalangan yang tertarik dengan ciptaannya, Joko kemudian menyederhanakannya menjadi sebuah program musik tradisional karawitan dengan hanya memuat materi orkestra dan game. Program virtual gamelan buatannya itu hanya berukuran 3,5 megabyte atau sekitar separuh lebih kecil dari program buatan Joko yang pertama.
”Penyederhanaan ini juga saya lakukan supaya materi yang ditampilkan tidak terlalu rumit. Yang terpenting, anak-anak tetap bisa bermain gamelan dan mengenal gamelan lewat game,” ujarnya.(prasetyo)
PENGHARGAAN MURI--Joko Triyono bersama Menpora Andi Mallarangeng pada acara penghargaan dari MURI di Jaya Suprana School of Perfoming Arts di Mall of Indonesia (MOI) Jalan Boulevard Barat Raya Kelapa Gading, Jakarta, Selasa malam (1/2/2011).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar